Sejarah Pengecoran Logam

pengecoran Logam Lahir Tepatnya pada tahun 1953 mulai ada pesanan alat-alat pertanian yang masuk kedaerah Batur, Ceper, Klaten. Agar mendapat hasil produksi sesuai pesanan, maka Dinas Perindustrian memberikan bimbingan modernisasi peralatan ububan berupa Blower dengan baling-baling yang digerakkan dengan menggunakan mesin Diesel. Tentu saja bentuk besalennya harus dirubah dan disesuaikan dengan pemakaian Blower tersebut. Maka terciptakanlah open / dapur tungkik yaitu suatu modifikasi dari dapur kupola yang terbuat dari bahan plat baja berbentuk silinder. Pada bagian dalam dilapisi batu tahan api. Diameter dapur tungkik tersebut berkisar antara 65 cm dan tingginya ± 200 cm. Dengan modernisasi open / dapur tungkik, maka keadaan industri rumah tangga (home industri) maju selangkah. Kemudian yang lain ikut berbuat yang sama. Di daerah Batur, Ceper, Klaten masih ada satu besalen, sedangkan pada umumnya sekarang ini pengusaha-pengusaha cor logam telah memiliki open / dapur tungkik tersebut. Mulai tahun 1993, beberapa pengusaha cor logam di daerah Batur, Ceper, Klaten telah banyak berkembang dan telah menggunakan Dapur Kupola yang lebih modern. Seperti halnya Unit Pengecoran Logam yang terletak didaerah Batur, Kal.Tegalrejo, Kec.Ceper, Kabupaten Klaten dengan pengusaha 100% pribumi, maka pemerintah pada tahun 1973 telah merintis untuk mewujudkan Lembaga apa yang bisa dibentuk untuk mewadahi secara keseluruhan para pengusaha cor logam di Sentra Batur yang jumlahnya pada waktu itu ± 103 pengusaha yang sebelumnya telah memiliki beberapa organisasi yang berpusat di Batur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *